Thursday, January 15, 2009
Rindu...
Rindu itu adalah Anugerah dari Aallah Insan yang berhati nurani Punyai rasa rindu Rindu pada kedamaian Rindu pada ketenangan Rindukan kesejahteraan Dan juga kebahagiaan Orang-orang yang bertaqwa Rindu akan kebenaran Kejujuran dan keikhlasan Keredhaan Tuhannya Orang mukmin merindukan Anak-anak yang soleh Isteri-isteri solehah Keluarga bahagia Para pencinta kebenaran Rindukan suasana Masyarakat yang terjalin Aman dan sejahtera Merindukan tertegaknya Kalimah Allah di muka bumi Dan dalam merindukannya Keampunan Tuhannya Dan seluruh umat itu Merindukan cahaya Yang menyinari kehidupan Rindu pada Tuhan
Labels:
My Lyrics
Aku dalam Kekusutan~
Sedang aku meredahi kekusutan yang sejak semalam tak reda2, ada seorang teman melambaikan kata;
"x bermaksud apa2,saje nak suh dgr lagu Kisah ttg aku kau dan dia (Kangen Band) :)"
Lantas hati aku terdetik untuk memahami lirik lagu tersebut, netau bule menenangkan sedikit kekusutan yang bersarang di fikiran....
selayaknya engkau tahu betapa ku mencintaimu kau tenangkanku dari mimpi burukku
selayaknya kau mengerti betapa engkau ku kagumi kau telah tinggal di dalam palung hati
betapa hancur hatiku melihat engkau bersamanya namun ku mencoba tuk tegar menghadapinya
jangan kau menangis lagi tak sanggup aku melihatnya sekarang kau pilih diriku atau dirinya
kau tuliskan cerita tentang engkau dan dia yg membuat hatiku semakin terluka sudah usai sudah cerita engkau dan aku ku anggap sebagai bingkisan kalbu
ku tulis cerita tentang aku dan dia sehingga membuatmu terluka sudah usai sudah, jangan menangis lagiku rasa sampailah di sini...
aku takda nak kumen pape pasal lirik ne, memang agak terkena dengan kehidupan yang PERNAH aku lalui, mungkin dah berlalu atau mungkin akan terjadi lagi untuk kali yang keberapa, aku sendiri tidak pasti sampai bila...
Syukur aku dikurniakan seorang teman yang sentiasa memberi pesan mengingatkan;
"Tuhankan ada, biarlah dia dengan urusan dia, kita dengan urusan kita...kalau kita layan sangat kita penat. Sampai bile kita nak penat? Jadi kita kena selalu ingat Tuhan ada. DIA yang menentukan segalanya"
Sebenarnya kejujuran dia terhadap perkara ini aku berterima kasih. Sekurang-kurangnya aku kenal siapa dia. Bila keputusan ada ditangan aku, aku sendiri yang tidak dapat memutuskannya. Bukan sekadar tidak pasti terhadap keadaan tetapi kekusutan aku lebih dari itu apabila aku memikirkan apa yang sudah di akuinya pada aku. Entah bagaimana harus aku membuat keputusan yang tepat. Aku sangat bermohon agar aku diberi petunjuk lagi untuk menyedarkan aku siapa aku, siapa dia, siapa kami dan apa sebenarnya yang perlu aku, dia, kami lakukan untuk keluar dari kekusutan ini.
Kata teman lagi;
Kalau betul kasih sayang sudah bertakhta di hati, kepercayaan sangat penting untuk diberikan sepenuhnya namun aku tidak dapat memberikan kepercayaan itu sepenuhnya. Tembok hati aku sangat utuh untuk melenturkan agar kepercayaan pada setiap katanya, dirinya. Aku yang bersalah kata teman itu.
Kata teman lagi;
Andai kepercayaan langsung tidak ada bagaimana harus hubungan itu diteruskan lagi walau hubungan itu tidak ada nama...Aku perlu melepaskannya....
Aku? Untuk melepaskannya aku terasa perit, sakit...sukar untuk melakukannya. Untuk melafazkannya sudah cukup menghiris perasaan aku sehingga tidak ada ubat lukanya apatah lagi untuk menyempurnakannya...
Adakah aku kena belajar menerima dia? segala kebaikan dan "kelemahan" dia? Apa yang aku sendiri sedar, aku belum mampu....aku belum mampu...aku tidak cukup kuat menerima "kelemahan" dia...
"Kelemahan" yang dia akui sangat meluluhkan jiwa aku...diri aku sangat terluka. Itu bukan yang aku impikan. BUKAN! Sakitnya hati untuk menerima kenyataan ini yea...Bertuah sungguh yang pertama "menerimanya".
Ya!Allah bantulah aku menjalani ujianMu ini...semoga aku mendapat ketenangan untuk menerima ujianMu ini.
"x bermaksud apa2,saje nak suh dgr lagu Kisah ttg aku kau dan dia (Kangen Band) :)"
Lantas hati aku terdetik untuk memahami lirik lagu tersebut, netau bule menenangkan sedikit kekusutan yang bersarang di fikiran....
selayaknya engkau tahu betapa ku mencintaimu kau tenangkanku dari mimpi burukku
selayaknya kau mengerti betapa engkau ku kagumi kau telah tinggal di dalam palung hati
betapa hancur hatiku melihat engkau bersamanya namun ku mencoba tuk tegar menghadapinya
jangan kau menangis lagi tak sanggup aku melihatnya sekarang kau pilih diriku atau dirinya
kau tuliskan cerita tentang engkau dan dia yg membuat hatiku semakin terluka sudah usai sudah cerita engkau dan aku ku anggap sebagai bingkisan kalbu
ku tulis cerita tentang aku dan dia sehingga membuatmu terluka sudah usai sudah, jangan menangis lagiku rasa sampailah di sini...
aku takda nak kumen pape pasal lirik ne, memang agak terkena dengan kehidupan yang PERNAH aku lalui, mungkin dah berlalu atau mungkin akan terjadi lagi untuk kali yang keberapa, aku sendiri tidak pasti sampai bila...
Syukur aku dikurniakan seorang teman yang sentiasa memberi pesan mengingatkan;
"Tuhankan ada, biarlah dia dengan urusan dia, kita dengan urusan kita...kalau kita layan sangat kita penat. Sampai bile kita nak penat? Jadi kita kena selalu ingat Tuhan ada. DIA yang menentukan segalanya"
Sebenarnya kejujuran dia terhadap perkara ini aku berterima kasih. Sekurang-kurangnya aku kenal siapa dia. Bila keputusan ada ditangan aku, aku sendiri yang tidak dapat memutuskannya. Bukan sekadar tidak pasti terhadap keadaan tetapi kekusutan aku lebih dari itu apabila aku memikirkan apa yang sudah di akuinya pada aku. Entah bagaimana harus aku membuat keputusan yang tepat. Aku sangat bermohon agar aku diberi petunjuk lagi untuk menyedarkan aku siapa aku, siapa dia, siapa kami dan apa sebenarnya yang perlu aku, dia, kami lakukan untuk keluar dari kekusutan ini.
Kata teman lagi;
Kalau betul kasih sayang sudah bertakhta di hati, kepercayaan sangat penting untuk diberikan sepenuhnya namun aku tidak dapat memberikan kepercayaan itu sepenuhnya. Tembok hati aku sangat utuh untuk melenturkan agar kepercayaan pada setiap katanya, dirinya. Aku yang bersalah kata teman itu.
Kata teman lagi;
Andai kepercayaan langsung tidak ada bagaimana harus hubungan itu diteruskan lagi walau hubungan itu tidak ada nama...Aku perlu melepaskannya....
Aku? Untuk melepaskannya aku terasa perit, sakit...sukar untuk melakukannya. Untuk melafazkannya sudah cukup menghiris perasaan aku sehingga tidak ada ubat lukanya apatah lagi untuk menyempurnakannya...
Adakah aku kena belajar menerima dia? segala kebaikan dan "kelemahan" dia? Apa yang aku sendiri sedar, aku belum mampu....aku belum mampu...aku tidak cukup kuat menerima "kelemahan" dia...
"Kelemahan" yang dia akui sangat meluluhkan jiwa aku...diri aku sangat terluka. Itu bukan yang aku impikan. BUKAN! Sakitnya hati untuk menerima kenyataan ini yea...Bertuah sungguh yang pertama "menerimanya".
Ya!Allah bantulah aku menjalani ujianMu ini...semoga aku mendapat ketenangan untuk menerima ujianMu ini.
Wednesday, January 14, 2009
Aku dan Sabar~
Sabar ; aku perlu sabar, aku perlu terus bersabar menghadapi ujian ini. ada sebabnya aku perlu menjalani ujian ini. sebelum ini aku berjaya melakukannya kenapa tidak sekarang?
Labels:
Diari
Subscribe to:
Posts (Atom)